BANDA ACEH - Raden Husen, salah seorang warga
Lamreh, Aceh Besar yang menjual tanahnya untuk perusahaan yang akan mebangun
lapangan golf di Lamreh mengaku terpaksa menjual tanahnya.
Menurut pengakuannya, jika boleh memilih, ia
lebih memilih tak menjual tanahhnya. Apalagi tanah itu merupakan tanah warisan
orang tuanya. Namun, lokasi tanah yang berada tepat di tengah-tengah lokasi
pembangunan lapangan golf, ditambah lagi tanah di seputaran itu sudah dijual
semua, membuat ia terpaksa ikut melepas tanahnya. Pasalnya, ia khawatir jika
seputaran tanahnya itu dipagari, ia tak bisa lagi menggunakan tanahnya.
"Semua pemilik kebun daerah itu telah
menjualnya semua, maka saya harus menjualnya juga dari pada gak bisa masuk lagi
kalau sudah di pagari perusahaan," sebutnya.
Ia juga mengaku belum menerima panjar dari
penjualan tanahnya kepada invenstor yang ingin membangun lapangan golf itu.
Soal situs sejarah yang di tempat itu, Raden
mengaku memang banyak kuburan kuno tersebar di sepanjang kebun warga di Lamreh.
"Dulu sering warga setempat menemukan piring atau gelas dari keramik, saat
di cangkul piring piring jadi pecah dan tidak bisa di pakai lagi,"
katanya.
Berbeda dengan Raden, Saiful, warga Lamreh
lainnya mengaku menjual tanahnya secara sukarela.
"Lantaran kurang cocok digunakan untuk
bercocok tanam, lebih baik kita jual saja, dan uangnya bisa di gunakan buat
usaha," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar